Free Fish Swim Cursors at www.totallyfreecursors.com
INI DUNIAKU: 2013-04-28

Laman

Rabu, 01 Mei 2013

DERITA MAHASISWA ITU MUTLAK DAN TIDAK DAPAT DIGANGGU GUGAT

ABPI (Alat bantu penangkapan ikan)


Alat Bantu Penangkapan Ikan, yang selanjutnya disebut ABPI, adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan ikan dalam kegiatan penangkapan ikan.
Alat Bantu Penangkapan Ikan terdiri dari:
a.rumpon; dan
b.lampu;



(1)Rumpon  merupakan alat bantu untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan berbagai bentuk dan jenis pemikat/atraktor dari benda padat yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul.
http://www.talitambang.net/wp-content/uploads/2011/12/RUMPON-DI-ACEH-BESAR.jpg

(2)Rumpon  terdiri dari:


a.rumpon hanyut, merupakan rumpon yang ditempatkan tidak menetap, tidak dilengkapi dengan jangkar dan hanyut mengikuti arah arus; dan




b.rumpon menetap, merupakan rumpon yang ditempatkan secara menetap dengan menggunakan jangkar dan/atau pemberat, terdiri dari: 
http://kapi.kkp.go.id/uploads/files/rumpon1.jpg









1)rumpon permukaan, merupakan rumpon menetap yang dilengkapi atraktor yang ditempatkan di kolom permukaan perairan untuk mengumpulkan ikan pelagis; dan



2)rumpon dasar, merupakan rumpon menetap yang dilengkapi atraktor yang ditempatkan di dasar perairan untuk mengumpulkan ikan demersal.



http://kapi.kkp.go.id/uploads/files/rumpon4.jpg






(1)Lampu merupakan alat bantu untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan pemikat/atraktor berupa lampu atau cahaya yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul.
 Sebelum teknologi electrical light berkembang dengan pesat seperti sekarang ini, nelayan-nelayan di berbagai belahan dunia menggunakan cahaya lampu obor sebagai alat bantu penangkapan ikan. Pada awalnya penggunaan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan hanya terbatas pada perikanan tradisional yang terletak di pantai saja, seperti perikanan pukat pantai, sero, dan beberapa alat tangkap bagan lainnya.       

Namun, seiring dengan berkembangnya kegiatan perikanan tradisional menjadi industri, pemanfaatan cahaya sebagai alat bantu berkembang luas untuk membantu penangkapan ikan pada perikanan purse seine, bagan, stick held deep nets, dan lain-lain.



Penggunaan cahaya listrik dalam kegiatan penangkapan ikan pertama kali dikembangkan di Jepang sekitar tahun 1900, kemudian selanjutnya berkembang ke berbagai belahan dunia. Indonesia sendiri, penggunaan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan tidak diketahui dengan pasti. Diduga, perikanan dengan alat bantu lampu berkembang dari bagian timur perairan Indonesia dan menyebar ke bagian barat Indonesia.




Cahaya sebagai alat bantu penangkapan ikan



Pemanfaatan cahaya sebagai alat bantu penangkapan ikan sesungguhnya sangat berkaitan dengan upaya nelayan dalam memahami perilaku ikan dalam merespon perubahan lingkungan yang ada di sekitarnya. Hampir semua ikan menggunakan matanya dalam aktivitas hidupnya, seperti memijah, mencari makan, dan menghindari serangan ikan besar atau binatang pemangsa lainnya. Cahaya merupakan faktor utama bagi ikan dalam rangka mempertahankan hidupnya. Atas dasar pengetahuan tersebut, maka nelayan menggunakan cahaya buatan unttuk mendorong ikan melakukan aktivitas tertentu.

Secara umum, respon ikan terhadap sumber cahaya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bersifat phototaxis positif (ikan yang mendekati datangnya arah sumber cahaya) dan bersifat phototaxis negatif (ikan yang menjauhi datangnya arah sumber cahaya).

Ikan-ikan yang bersifat phototaxis positif secara berkelompok akan bereaksi terhadap datangnya cahaya dengan mendatangi arah datangnya cahaya dan berkumpul di sekitar cahaya pada jarak dan rentang waktu yang tertentu. Selain menghindar dari serangan predator (pemangsa), beberapa teori menyebutkan bahwa berkumpulnya ikan disekitar lampu adalah untuk kegiatan mencari makan.

Namun demikian, tingkat gerombolan ikan dan ketertarikan ikan pada sumber cahaya bervariasi antar jenis ikan. Perbedaan tersebut secara umum disebabkan karena perbedaan faktor phylogenetic dan ekologi, selain juga oleh karakteristik fisik sumber cahaya, khususnya tingkat intensitas dan panjang gelombangnya. Hasil kajian beberapa peneliti menyebutkan bahwa, tidak semua jenis cahaya dapat diterima oleh mata ikan. Hanya cahaya yang memiliki panjang gelombang pada interval 400 sampai 750 nanometer yang mampu ditangkap oleh mata ikan.


Pemanfaatan cahaya

Pemanfaatan cahaya untuk alat bantu penangkapan ikan dilakukan dengan memanfaatkan sifat fisik dari cahaya buatan itu sendiri. Masuknya cahaya ke dalam air, sangat erat hubungannya dengan panjang gelombang yang dipancarkan oleh cahaya tersebut. Semakin besar panjang gelombangnya maka semakin kecil daya tembusnya kedalam perairan.



Faktor lain yang juga menentukan masuknya cahaya ke dalam air adalah absorbsi (penyerapan) cahaya oleh partikel-partikel air, kecerahan, pemantulan cahaya oleh permukaan laut, musim dan lintang geografis. Dengan adanya berbagai hambatan tersebut, maka nilai iluminasi (lux) suatu sumber cahaya akan menurun dengan semakin meningkatnya jarak dari sumber cahaya tersebut. Dengan sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh cahaya dan kecenderungan tingkah laku ikan dalam merespon adanya cahaya, nelayan kemudian menciptakan cahaya buatan untuk mengelabuhi ikan sehingga melakukan tingkah laku tertentu untuk memudahkan dalam operasi penangkapan ikan. Tingkah laku ikan kaitannya dalam merespon sumber cahaya yang sering dimanfaatkan oleh nelayan adalah kecenderungan ikan untuk berkumpul di sekitar sumber cahaya.

Untuk tujuan menarik ikan dalam luasan yang seluas-luasnya, nelayan biasanya menyalakan lampu yang bercahaya biru pada awal operasi penanggkapannya. Hal ini disebabkan cahaya biru mempunyai panjang gelombang paling pendek dan daya tembus ke dalam perairan relatif paling jauh dibandingkan warna cahaya tampak lainnya, sehingga baik secara vertikal maupun horizontal cahaya tersebut mampu mengkover luasan yang relatif luas dibandingkan sumber cahaya tampak lainnya.

Setelah ikan tertarik mendekati cahaya, ikan-ikan tersebut kemudian dikumpulkan sampai pada jarak jangkauan alat tangkap (catchability area) dengan menggunakan cahaya yang relatif rendah frekuensinya, secara bertahap. Cahaya merah digunakan pada tahap akhir penangkapan ikan.


Berkebalikan dengan cahaya biru, cahaya merah yang mempunyai panjang gelombang yang relatif panjang diantara cahaya tampak, mempunyai daya jelajah yang relatif terbatas. Sehingga, ikan-ikan yang awalnya berada jauh dari sumber cahaya (kapal), dengan berubahnya warna sumber cahaya, ikut mendekat ke arah sumber cahaya sesuai dengan daya tembus cahaya merah. Setelah ikan terkumpul di dekat kapal (area penangkapan alat tangkap), baru kemudian alat tangkap yang sifatnya mengurung gerombolan ikan seperti purse seine, sero atau lift nets dioperasikan dan mengurung gerakan ikan. Dengan dibatasinya gerakan ikan tersebut, maka operasi penangkapan ikan akan lebih mudah dan nilai keberhasilannya lebih tinggi.



Tantangan

Pemanfaatan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah berkembang secara cepat sejak ditemukan lampu listrik. Sebagian besar nelayan beranggapan bahwa semakin besar intensitas cahaya yang digunakan maka akan memperbanyak hasil tangkapannya. Tidak jarang nelayan menggunakan lampu yang relatif banyak jumlahnya dengan intensitas yang tinggi dalam operasi penangkapannya. Anggapan tersebut tidak benar, karena masing-masing ikan mempunyai respon terhadap besarnya intensitas cahaya yang berbeda-beda.

Studi terhadap besarnya nilai intensitas cahaya yang mampu menarik ikan pada setiap jenis ikan perlu dilakukan. Hal ini penting, selain agar ikan target tepat berada dalam area penangkapan, juga untuk menghindari pengurasan ikan tangkapan dan pemborosan biaya penangkapan. Sebab tidak jarang, dalam operasi penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya ini ikan-ikan yang belum layak ditangkap (belum memijah) atau bahkan masih juvenile ikut tertangkap sebagai hasil tangkapan ikan sampingan. Bila ini dilakukan terus-menerus, maka kerusakan sumberdaya ikan tinggal menunggu waktunya.

Oleh karena itu, banyak sekali kajian-kajian yang telah dilakukan selalu merekomendasikan untuk penghapusan alat tangkap yang menggunakan alat bantu ini. Hal ini disebabkan tingginya tingkat ketidakselektifan alat tangkap yang menggunakan lampu dalam operasi penangkapan ikan. Merupakan pekerjaan besar bagi perekayasa alat penangkapan ikan ke depan untuk membuat alat tangkap yang mampu menseleksi hasil tangkapannya sehingga mengurangi hasil tangkapan sampingan.








(2)Lampu  terdiri dari:

a.lampu listrik; dan
b.lampu nonlistrik.


 http://farm9.staticflickr.com/8185/8404149523_8c259c50aa_z.jpg



1.      Pengertian Winch

Winch adalah pesawat bantu di deck kapal yang berfungsi untuk mengulur dan menarik beban berat yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga manusia. Penggunaannya sangat luas sampai kapal kecil pun memiliki satu atau lebih winch diatas deck kapal. Menurut (Hartono, 1988) Derek atau yang lebih lazim disebut dengan winch adalah alat bantu yang membutuhkan putaran lambat yang digunakan untuk menngangkat atau mengulur tali tros (tali baja) ataupun jaring pukat udang.

2.      Jenis-jenis winch serta kelebihandan kekurangannya

Ada beberapa jenis winch yang ada dikapal dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri, seperti winch kargo yang digunakan untuk mengangkat dan menurunkan barang atau untuk menarik ulur tali tros. Di kapal perikanan modern winch juga digunakan untuk alat bantu penangkapan ikan, seperti line hauler pada kapal long line, winch penarik jaring purse seine (power block), winch penarik gill net dan winch penarik jaring trawl pada kapal trawl ikan maupun trawl udang.
Menurut (Traung j. olof 1975) menyatakan bahwa jenis-jenis winch trawl yang digunakan untuk sebuah operasi penangkapan ikan dibagi atas dua jenis winch, diantaranya adalah :

·         Electric winch : ialah winch yang tenaga penggeraknya sebuah motor listrik dengan perantara kopling serta roda cacing dan dengan pertolongan pemindahan roda gigi sehingga dapat berputar dan beban pundapat ditarik atau diangkat. Keuntungan menggunakan winch jenis ini adalah konstruksinya yang sederhana, murah  dan dapat dipercaya. Perawatannya serta perbaikan mudah dan ekonomis. Adapun kerugiannya yaitu tenaga yang dihasilkan kecil

·         Hydraulic winch : adalah winch yang menggunakan fluida sebagai tenaga penggeraknya, fluida yang digunakan berjenis oli. Keuntungan dari jenis ini yaitu, tenaga yang dihasilkan besar dan dapat bekerja dengan kecepatan beban yang dapat diatur dengan mudah dan sama sekali tidak rumit. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan adalah konstruksinya yang rumit, tidak ekonomis dan perawatan serta perbaikan yang sulit.

3.      Tenaga penggerak winch

Gerakan berputar winch merupakan hasil perpindahan gerak berputar dari sumber tenaga penggerak. Adapun sumber penggerak winch yaitu motor listrik, mesin uap, transmisi electro hidrolic, dan ada juga yang menggunakan mesin diesel. Pada umumnya penggunaan winch di kapal-kapal perikanan untuk membantu operasi  penangkapan, rata-rata menggunakan tenaga penggerak motor winch berupa tekanan minyak hidrolik.


4.      Komponen utama winch hidrolik
Suatu sistem hidrolik pada dasarnya adalah suatu cara memindahkan daya dan sumber daya ke mesin atau komponen yang dioperasikan. Daya yang sama dapat dipindahkan ke serana sabuk, poros atau sambungan lainnya. Media yang digunakan untuk memindahkan daya dalam sistem hidrolik adalah fluida (cairan) yang terdapat dalam pipa penggerak dan anggota yang digerakkan. Keuntungan utama sistem hidrolik dibandingkan dengan cara ini adalah cara ini menyediakan mekanisme yang sederhana untuk memindahkan daya kebagian mesin yang jauh dan dengan mudah merubah gerak putar dari sumber daya menjadi gerak dalam bentuk lain seperti gerak bolak-balik dan gerak berputar. Dalam sistem terdapat beberapa komponen yang bekerja saling mendukung satu sama lainnya  yaitu diantaranya :
·         Penyambung & pemutus winch : berfungsi untuk menyalurkan tenaga putar yang ditransferkan langsung dari mesin induk dengan AS mesin induk. Kecepatan perputaran yang dihasilkan oleh mesin induk sebanding dengan kecepataan putar dari winch tersebut.

·         Drum penggulung : berfungsi untuk menggulung dan mengulur tali (warp). Dalam kapal-kapal pengkapan ikan, drum penggulung ini mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda tergantung dari operasi penangkapannya, sedangkan pda trawl winch drum penggulung ini biasanya mempunyai ukuran yang besar dan mampu menampung tali baja dengan kapasitas 2-3 kubik.

·         Kapstan (gypsi head) : pada trawl winch berfungsi untuk membantu dalam penarikan tali dalam kapal-kapal ikan khususnya kapal trawl, dan sangat berfungsi dalam membantu penarikan jaring.

·         Kopling (handle) : adalah alat yang berfungsi sabagai penghubung atau penerus putaran dan daya dari poros penggerak keporos yang digerakkan. Kopling dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu kopling tetap dan kopling tidak tetap. Kopling tetap merupakan komponen yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti tanpa terjadi slip. Sedangkan kopling tidak tetap adalah suatu komponen yang menghubungkan poros yang digerakkan dengan poros pengggerak dan dengan putaran yang sama dalam meneruskan gaya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun dalam keadaan berputar.

Gambar-gambar winch :

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir6UnxbJpAXf5jZPy5yho9GTxIEP4Can6vIOWwjLyM9Sr9noQSBBmOPr8C2XC7sVYA1GDc-A9u3dnq9r7MsKo_nfQT62l2jw4M9nHYPOviIG8vcK1c4_sMygvD6h7QCRPETMRZ9ojqnp-K/s1600/j%25C3%25B9m-b3360.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7ThOkpmXAZ2PV4Bkbj51Ad2YdaXDJNoWOZYMhMIreErxPPdC2UTrif0w5p1vcyBBxXN-QsQtII5G3OZxDj1WA_gpOak5ogOsb8A1nVfTzZGqov7hTRQMZudkTV4NqnWZ7uFB9Q4DkD45Q/s1600/16032009%2528010%2529.jpg